Jumat, 03 Agustus 2012

FILSAFAT SISTEMATIK LOGIKA



Bagi Agan-Agan Yang Suka dan Hobi Banget Dengan Filsafat..
Saya Sediakan Tulisan Ini Buat Agan-Agan..
disini Saya Hanya Post Pembukaan nya Aja..selengkapnya Silahkan download Link di Bawah Ini
GRATIS.......!!!!


FILSAFAT SISTEMATIK
LOGIKA

A. PENGERTIAN LOGIKA.
وبعد : فالمنطق للجنان   -  نسبته كالنحو للسّان :  فيعصم  الأفكار عن غيّ الخطا -  وعن دقيق الفهم يكشف الغطا       .              
“ Artinya: Setelah (membaca hamdalah  puji syukur akan kebesaran Allah, dan sholawat-salam bagi Rasulullah), bahwa Ilmu Mantiq (Logika) bimbingan bagi pemikiran; sejajar dengan ilmu Nahwi untuk membimbing berbahasa; Maka dengan ilmu mantiq ini segala buah pikiran akan terpelihara dari kesalahan, dan melalui pemikiran dan pemahaman yang mendalam (radikal), akan terbuka jalan kebenaran ”.
Nama “Logika” untuk pertama kali digunakan pada filosuf acicero ( abad ke 1 sebelum masehi), dalam arti “seni berdebat”. Alexander Aphrodisias (permulaan abad ke 3 masehi) adalah orang pertama yang mempergunakan kata “Logika” dalam arti yang menyelidiki lurus tidaknya pemikiran kita. (K. Bertens, 1975, 137-138).
Logika adalah mempelajari azas-azas yang mennentukan pemikiran yang lurus, tepat, dan sehat. Agar dapat berpikir lurus, tepat, dan teratur; logika menyelidiki, merumuskan serta menerapkan hukum-hukum yang harus ditepati.
Berpikir adalah objek material logika, yakni kegiatan pikiran, akal budi manusia. Dengan berpikir, manusia ‘mengolah’, ‘mengerjakan’ pengetahuan yang telah diperolehnya. Dengan ‘mengolah’ dan ‘mengerjakanya’ ini terjadi dengan mempertimbangkan, menguraikan, membandingkan, derta menghubunggkan pengertian yang satu dengan pengertian lainya.
Aristoteles membagi ilmu pengetahuan atas tiga golongan, yaitu ilmu pengetahuan praktis, produktif, dan teoritis. Ilmu pengetahuan produktif menyangkut pengetahuan yang sanggup menghasilkan suatu karya (tehnik dan kesenian). Ilmu pengetahuan praktis melipti etika dan politika. Sedangkan ilmu pengetahuan teoritis mencakup tiga bidang, yaitu fisika, matematikan dan ‘filsafat pertama’. Logika tidak termasuk ilmu pengetahuan sendiri, tetapi mendahuluui ilmu pengetahuan sebagai persiapan untuk berpikir dengan cara ilmiah. 9Bertens, 1975, 138).
Setelah Aristoteles meninggal, naskah-naskah ajaranya mengenai penalaran, oleh para pengikutnya telah dihimpun menjadi satu, yang dikenal dengan sebutan Organon. Dan ajaran Aristoteles mengenai penalaran termuat dalam enam naskah, yaitu :
1.      Categories; Ini membahas mengenai  cara menguraikan sesuatu objek dalam jenis pengertian umum.

2.    On Interpretation (tentang penafsiran). Memuat tentang komposisi dan hubungan dari keterangan sebagai satuan pikiran. Aristoteles membahas sesuatu yang dikenal sebagai penyimpulan langsung dan bujur sangkar pertentangan.

3.  Prior Analyties (analitika yang lebih dahulu). Memuat tentang teori silogisme dalam ragam dan pola-polanya.

4.      Posterior Analyties. Membicarakan tentang pelaksanaan dan penerapan, penalaran silogistik dalam pembuktian ilmiah sebagai materi dari silogisme.

5.   Topics (mengupas dialektika). Membahas tentang persoalan perbincangan berdasarkan premis-premis yang boleh jadi benar.

6.   Sophistical Refutations (cara perbincangan kaum sofis). Membahas mengenai sikap dasar dan penggolongan sesat pikir. (The Liang Gie dan Suhartoyo Hardjosatoto, dan Endang Daruni Asdi, 1980).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar